Pada saat-saat tertentu kadang orang harus menahan buang air kecil, seperti di perjalanan yang macet atau mengikuti rapat penting. Tapi sebaiknya hal ini tidak dilakukan terus menerus, karena bisa menimbulkan dampak serius bagi kesehatan terutama ginjal.
Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang nantinya akan dikeluarkan oleh tubuh. Urine terdiri dari bahan terlarut berupa sisa metabolisme di tubuh seperti urea, garam terlarut dan bahan organik lainnya yang tidak diperlukan oleh tubuh.
"Jika seseorang memiliki masalah di kandung kemih seperti pompa yang kurang baik atau kandung kemih yang sudah berlebih maka bisa jadi saat buang air kecil, urine yang keluar tidak sampai selesai. Sisa urine yang tertinggal di kandung kemih bisa menyebabkan infeksi di saluran kemih," ujar Dr dr Nur Rasyid, SpU saat dihubungi detikHealth, Rabu (26/5/2010).
Dr Rasyid menuturkan, normalnya kandung kemih bisa menampung urine sebanyak 300-400 cc. Saat seseorang berkemih atau pipis, maka seharusnya urine di dalam kandung kemih tersebut dikeluarkan semuanya atau bersisa maksimal sebanyak 12 cc saja.
Saat seseorang menahan buang air kecil, maka kandung kemih akan melar atau meregang, hal ini akan membuat pompa di kandung kemih tidak bisa berfungsi dengan baik saat pipis. Sehingga tak jarang banyak orang yang baru selesai pipis, tak lama kemudian akan timbul kembali rasa ingin pipis.
"Urine yang tersisa banyak di kandung kemih membuat saluran tersebut mudah terkena infeksi. Tapi jika akibat menahan tersebut membuat pompa kandung kemih memberikan tekanan yang tinggi, maka bisa mengakibatkan kerusakan ginjal," ungkap dokter yang berpraktek di RSCM dan RS ASRI ini.
Dr Rasyid menambahkan saat terjadi tekanan tinggi dari pompa, seseorang tidak akan merasakan apa-apa. Kerusakan ginjal yang terjadi akan lebih berbahaya jika ditemukan adanya infeksi pada kandung kemih, namun jika tidak ada infeksi kemungkinan menyebabkan pembengkakan ginjal. Tapi kedua kondisi tersebut tentu saja tidak baik untuk kesehatan dan bisa berbahaya jika terjadi terus menerus.
Sementara itu bagi orang yang memang sudah memiliki gangguan berkemih, sebaiknya orang tersebut membuat buku harian (diary) mengenai pola pipisnya. Sehingga bisa diketahui pola tersendiri pada jam berapa saja ia akan berkemih, hal ini akan menghindarkan dirinya dari kondisi menahan pipis.
Berapa lama waktu yang bisa dilewatkan seseorang untuk menahan buang air kecil berbeda-beda, dan juga kemampuan pompa kandung kemih setiap orang berbeda. Karena itu seseorang harus bisa mendeteksi diri sendiri.
"Jika setelah menahan pipis, urine yang keluar tidak sampai habis dan tak berapa lama ingin pipis lagi, maka itu berarti kandungan urine di kandung kemih sudah berlebihan. Sebaiknya kalau tidak ada gangguan apa-apa, setelah muncul rasa ingin pipis maka segera saja berkemih," ujar dokter yang lahir di Bangkalan 44 tahun silam ini.
Selain itu seberapa sering seseorang berkemih tergantung dari seberapa banyak cairan yang dikonsumsi dan juga jenisnya.
Misalnya minuman alkohol akan membuat produksi urine lebih banyak, karenanya orang yang menahan pipis 1 jam setelah mengonsumsi alkohol bisa lebih buruk dibandingkan menahan pipis 2 jam setelah mengonsumsi air putih.